Ketika kita melihat atau mendengar kabar bahwa saudara kita sendiri atau teman yang sedang mengalami musibah, mengalami kegagalan dalam usahanya atau mereka mengalami kebangkrutan kemudian keadaannya menjadi berat, maka sering kali kita mengatakan “Yang sabar ya, pasti ada pelangi sehabis hujan”. Kalimat itu memang cocok sih dengan keadaan yang sedang dia alami. Dan harapan kita, dengan kalimat itu mudah-mudahan yang sedang mendapat musibah atau masalah itu mempunyai keyakinan bahwa ada gantinya yang lebih bagus setelah masalah itu semua, atau ada keberhasilan yang lebih luar biasa setelah dia mampu melewati masalah itu dengan jiwa besar atau legowo.
Waktu Itu
Minggu, 05 Juli 2015
Ada Pelangi Sehabis Hujan? Belum Tentu.
Hidup adalah proses, belajar memahami proses Tuhan adalah satu-satunya solusi yang tepat agar memahami apa rencana-Nya bagi kita. sebab di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa.
WHO AM I ( SIAPAKAH AKU)
Tentunya seorang manusia. Yang terlahir suci bersih dari seorang Ibu yang mulia. Aku terlahir dalam tangisan di sebuah pondok Harapan tanah pelosok pedalaman Papua, namun disambut senyuman. Mengapa? Berkelana dalam hidup tanpa arah dan tujuan. Tak mengerti kebaikan ataupun dosa! Hanya menjalani hidup seperti umumnya manusia. Bersusah payah mencari nafkah, untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup jasmaniah. Makan, tidur, bekerja, dan bermain demikian yang aku jalani. Namun hari ini, telah menemukan Jalan Kesadaran untuk hidup yang lebih bermakna. Bahwa hidup ini bukan untuk makan, tapi makan untuk hidup agar bisa berguna bagi kehidupan ini dan juga orang lain.
Bahwa hidup yang paling utama adalah harus menemukan aku yang sejati terlebih dahulu. Kemudian dapat mengerti mengapa aku terlahir ke dunia ini. Karena selama ini aku telah kehilangan dan melupakannya. Bahwa nilai kehidupan itu bukan karena bisa berumur panjang dan hidup sampai tua. Mengapa? Apa gunanya berumur panjang, namun hidup penuh kesia-siaan? Nilai kehidupan berarti apabila aku dapat menanam kebaikan dan bermakna bagi kehidupan orang lain dan kehidupanku sendiri.
Bahwa hidup di dunia ini adalah bagaikan bersekolah, tingkatan demi tingkatan harus dilalui. Belajar dan belajar. Kemudian juga harus mengikuti ujian. Semua terus berlanjut sampai akhirnya hari penentuan. Apakah aku lulus atau tidak? Tentunya semua tergantung nilai-nilai hidup yang aku dapatkan. Bahwa kini aku hanya manusia biasa yang terus mengikuti pelajaran dan mengejar nilai-nilai untuk pertimbangan kenaikan kelas berikutnya.
Bahwa kini dalam diriku masih begitu banyak kekurangan, harus terus memperbaiki diri, dengan terus berintrospeksi diri dan merenungi demi kecermerlangan nurani yang telah terkotorkan oleh keduniawian hidupku. Bahwa aku selalu berharap, para sahabat untuk mengerti dan terus memotivasi agar aku lebih percaya diri lagi dalam menatap hari-hariku.
Perlu dicatat adalah,bahwa apa yang tertera dalam tulisan singkat ini adalah bukan untuk menyadarkan siapa-siapa. Semuanya adalah untuk menyadarkan diri sendiri. Karena kata-kata ” kamu” yang sedang baca tulisan ini, maksudnya adalah ” aku” Christian harap jangan salah mengerti. Dan lebih dari itu, siapa tahu ada sahabat yang mengalami seperti aku, sehinga kita bisa saling untuk menyadarkan dan menyatu dalam jalan kehidupan ini.
Terimakasih…! Salam hangat dan perdamaian selalu tumbuh dalam hidup kita.
Hidup adalah proses, belajar memahami proses Tuhan adalah satu-satunya solusi yang tepat agar memahami apa rencana-Nya bagi kita. sebab di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Langganan:
Postingan (Atom)