Waktu Itu

Waktu Itu
Merana

Minggu, 05 Juli 2015

Ada Pelangi Sehabis Hujan? Belum Tentu.



Ketika kita melihat atau mendengar kabar bahwa saudara kita sendiri atau teman yang sedang mengalami musibah, mengalami kegagalan dalam usahanya atau mereka mengalami kebangkrutan kemudian keadaannya menjadi berat, maka sering kali kita mengatakan “Yang sabar ya, pasti ada pelangi sehabis hujan”. Kalimat itu memang cocok sih dengan keadaan yang sedang dia alami. Dan harapan kita, dengan kalimat itu mudah-mudahan yang sedang mendapat musibah atau masalah itu mempunyai keyakinan bahwa ada gantinya yang lebih bagus setelah masalah itu semua, atau ada keberhasilan yang lebih luar biasa setelah dia mampu melewati masalah itu dengan jiwa besar atau legowo.
Kalau kita lihat dalam konteks cuaca di kehidupan nyata ya memang benar bahwa pelangi itu muncul setelah hujan. Tapi, tetap ada tapinya, tidak selamanya pasti ada pelangi sehabis hujan. Karena apa? Karena pendukung untuk munculnya pelangi itu terkadang tidak ada atau memang sudah bukan waktunya untuk pelangi itu muncul di hadapan kita. Sekarang bagaimana mau nampak pelangi itu kalau matahari tidak ada? Karena sebenarnya pelangi adalah pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Jadi bagaimana pelangi mau nampak jika tidak ada matahari? Pelangi tidak akan nampak jika materi pendukungnya tidak ada. Itu yang pertama, nah yang kedua adalah bagaimana pelangi mau nampak setelah hujan jika kondisinya sekarang malam hari? Selain memang kondisinya gelap, matahari yang sebagai materi pendukungnya pun  juga tidak ada. Itulah kenapa jawabanku “Belum Tentu” ketika pernyataan “Ada Pelangi Sehabis Hujan” itu muncul.
Hal itu mungkin bisa diimplementasikan kedalam masalah yang dialami saudara atau teman kita tadi. Belum tentu ketika masalahnya selesai maka akan ada hal yang lebih luar biasa yang akan dia terima setelahnya. Karena jika dia bisa melewati masalahnya atau kegagalannya tetapi kemudian dia tidak mau melakukan kegiatan-kegiatan atau hal-hal yang membuatnya layak mendapatkan keluarbiasaan apa iya dia mau diberi keluar biasaan itu? Hal-hal yang membuatnya layak itu bisa saja seperti dia memperbaiki kesalahan yang membuat usahanya bangrut. Bisa juga dengan merencanakan terobosan-terobosan baru yang mendukung agar perusahaannya mempunyai inovasi baru yang akan membuat perusahaannya tampil beda dan membuatnya lebih mudah dikenal orang dan investor-investor. tAtau bisa saja hal-hal positif lainnya yang pasti mempunya manfaat untuk orang lian. Tapi kalau kita hanya diam saja atau bahkan putus asa karena mendapat musibah atau kegagalan, ya bagaimana kedepannya kita layak mendapatkan keluar biasaan? Alih-alih minta dipulihkan, ditambah musibahnya iya malahan. Jadi ya memang belum tentu ada pelangi sehabis hujan itu, pelangi akan muncul jika materi pendukungnya ada. Sama halnya dengan masalah atau musibah yang kita alami, kalau kita mau melakukan hal yang positf yang mempunyai manfaat bagi orang lain pastinya kita dilayakkan untuk mendapat keluarbiasaan setelahnya. Tapi kalau hanya diam, putus asa, dan cuma pasrah, ya kalau jangan salahkan Tuhan manakala hidup kita tetap dalam keterpurukan. Akhirnya kembali ke kita, mau dipulihkan atau tetap dalam keterpurukan, kita sendiri yang menentukan.
TUHAN memberkati
Pasti Saya BisaPasti Saya Bisa

WHO AM I ( SIAPAKAH AKU)


Tentunya seorang manusia. Yang terlahir suci bersih dari seorang Ibu yang mulia. Aku terlahir dalam tangisan di sebuah pondok Harapan tanah pelosok pedalaman Papua, namun disambut senyuman. Mengapa? Berkelana dalam hidup tanpa arah dan tujuan. Tak mengerti kebaikan ataupun dosa! Hanya menjalani hidup seperti umumnya manusia. Bersusah payah mencari nafkah, untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup jasmaniah. Makan, tidur, bekerja, dan bermain demikian yang aku jalani. Namun hari ini, telah menemukan Jalan Kesadaran untuk hidup yang lebih bermakna. Bahwa hidup ini bukan untuk makan, tapi makan untuk hidup agar bisa berguna bagi kehidupan ini dan juga orang lain.
Bahwa hidup yang paling utama adalah harus menemukan aku yang sejati terlebih dahulu. Kemudian dapat mengerti mengapa aku terlahir ke dunia ini. Karena selama ini aku telah kehilangan dan melupakannya. Bahwa nilai kehidupan itu bukan karena bisa berumur panjang dan hidup sampai tua. Mengapa? Apa gunanya berumur panjang, namun hidup penuh kesia-siaan? Nilai kehidupan berarti apabila aku dapat menanam kebaikan dan bermakna bagi kehidupan orang lain dan kehidupanku sendiri.
Bahwa hidup di dunia ini adalah bagaikan bersekolah, tingkatan demi tingkatan harus dilalui. Belajar dan belajar. Kemudian juga harus mengikuti ujian. Semua terus berlanjut sampai akhirnya hari penentuan. Apakah aku lulus atau tidak? Tentunya semua tergantung nilai-nilai hidup yang aku dapatkan. Bahwa kini aku hanya manusia biasa yang terus mengikuti pelajaran dan mengejar nilai-nilai untuk pertimbangan kenaikan kelas berikutnya.
Bahwa kini dalam diriku masih begitu banyak kekurangan, harus terus memperbaiki diri, dengan terus berintrospeksi diri dan merenungi demi kecermerlangan nurani yang telah terkotorkan oleh keduniawian hidupku. Bahwa aku selalu berharap, para sahabat untuk mengerti dan terus memotivasi agar aku lebih percaya diri lagi dalam menatap hari-hariku.
Perlu dicatat adalah,bahwa apa yang tertera dalam tulisan singkat ini adalah bukan untuk menyadarkan siapa-siapa. Semuanya adalah untuk menyadarkan diri sendiri. Karena kata-kata ” kamu” yang sedang baca tulisan ini, maksudnya adalah ” aku”  Christian harap jangan salah mengerti. Dan lebih dari itu, siapa tahu ada sahabat yang mengalami seperti aku, sehinga kita bisa saling untuk menyadarkan dan menyatu dalam jalan kehidupan ini.
Terimakasih…! Salam hangat dan perdamaian selalu tumbuh dalam hidup kita.


Disaat itu aku digendong oleh Ibuku tercinta dari tanah pelosok pedalaman Papua.